Salah seorang sahabat nabi, yakni Umar bin Khattab adalah seorang amiirul mukminiin, khalifah pada masanya, beliau adalah salah satu sahabat nabi yang sangat dicintai Allah dan rasulnya.
Banyak sekali kisah-kisah penuh hikmah yang bisa kita petik dari kisah kehidupan Umar bin Khattab, tentang kesederhanaannya, kedermawanannnya, iman dan taqwanya bahkan segala aspek kehidupannya yang sangat mencontoh dan mensuri tauladani Rasul Muhammad SAW.
Bahkan sangat masyhur di kalangan masyarakat muslim tentang betapa besar iman, taqwa dan kesabaran hati beliau dalam mengendalikan hawa nafsu, sampai-sampai setan pun takut kepada beliau.
Itulah Umar bin khattab, yang selalu menjadi panutan kita semua dalam ber-Islam.
Alkisah, suatu ketika terdapat seorang mukmin yang bertemu dengan setan, kemudian dia bergulat untuk melawannya dan hingga berhasil membantingnya. Setan itu pun ditanya oleh teman-temannya, “Kenapa kamu sampai bisa dibantingnya?”
“karena Di antara kawan-kawannya, orang tersebut memang benar-benar sangat kuat,” jawabnya.
“Siapakah orang tersebut, apa dia bukan Umar?”
Setan pun amat sangat takut kepada Umar bin Al-Khattab, seperti yang pernah disabdakan Nabi SAW:
“Jika Umar berjalan pada suatu lorong maupun lembah, makan setan pun akan mengambil jalan pada lorong maupun lembah yang lainnya.”
Bagaimana caranya hingga Umar bin Khattab bisa naik ke sebuah peringkat se-mulia itu? Jawabnya ialah karena kesabarannya. Ia berhasil mengikat atau mengendalikan syahwatnya (hawa nafsu) dengan mengekang hasrat dan juga keinginannya.
Sewaktu menjadi Khalifah, para kaum Muslimin pernah dalam masa paceklik sehingga mereka pun kelaparan. Beliau Umar bin Khattab menderita sakit bawasir yang kulitnya menghitam dikarenakan dia bersumpah tak kan makan daging maupun mentega sebelum keadaan menjadi membaik. Para sahabat yang lain pun memandangnya terlalu keras kepada diri sendiri maka mereka pun berkumpul untuk membicarakan tentang keadaan Khalifah Umar bin Khattab tersebut. Salah seorang di antara para sahabat berkata;
“Siapa yang berani membicarakan tentang hal ini kepada Khalifah Umar?”
Mereka pun menjawab, “Tidak ada yang berani selain putrinya, yaitu Ummul Mukminin Hafshah, karena beliau tak kan mencela dan ataupun memarahinya.”
Akhirnya dicapailah sebuah kesepakatan untuk meminta bantuan Ummul Mukminin, Hafshah, agar supaya melunakkan sikap ayahnya pada dirinya.
Kemudian Hafshah datang untuk menemui ayahnya. “Wahai ayahku, cukuplah engkau dengan menyiksa dirimu dan berlaku keras kepada dirimu,” kata Ummul Mukminin itu dengan lembut dan penuh rasa kasih sayang.
Umar kemudian menatap putrinya lalu berkata, “Wahai putriku Hafshah, bukankah engkau telah tahu bahwasannya Rasulullah tak pernah makan roti sampai terasa kenyang hingga 2 hari berturut-turut? Wahai putriku Hafshah, bukankah kamu sendiri pernah berkata bahwasannya Rasul hanya punya sebuah selimut beludru yang beliau gunakan untuk selimut pada musim dingin dan juga beliau hamparkan di bawah untuk alas tidurnya pada musim panas. Wahai putriku Hafshah, bukankah aku sudah diberi tahu bahwasannya Rasul belum pernah merasakan makan roti lunak dan lembut di dalam hidupnya…”
Bahwa Umar bin Khattab menyebutkan tentang beberapa hal kepada Hafshah, kemudian ia menangis hingga Hafshah pun juga ikut menangis.
Lalu kemudian ia pun bangkit dan meninggalkan ayahnya.
Bagaimana setan tak takut pada Umar? Karena sesungguhnya seluruh dunia ini ada di dalam genggamannya.
Ketahuilah, sesungguhnya orang yang sabar dalam mengekang syahwatnya akan menginjak dunia di bawah kakinya. Ketahuilah, sesungguhnya orang yang selalu sabar dalam mengekang hawa nafsunya dan tak mengikuti hawa nafsunya, maka ia lebih kokoh (agung) dari gunung-gunung yang kokoh tersebut. Wallaahu A’lam.