Sedekah adalah sebuah amalan dalam Islam yang sangat besar pahalanya. Disamping juga akan membawa berbagai manfaat pada lingkungan sekitar yang memerlukan bantuan. Sehubungan dengan sedekah, terdapat sebuah kisah menarik yang diceritakan, seorang wanita, bernama Fathimah.
Cerita ini bermula, yakno pada tahun 2010. Saat itu, Fathimah sedang dalam keadaan yang terpuruk. Amat terpuruk. Rasanya tak kan ada yang dapat membantunya. Usahanya, warungnya yang digusur, sedang ia memiliki banyak utang di bank. Ia pun takut sekali, bahwa hidupnya akan terus dikejar-kejar utang. Hanya dapat termenung, meratap nasib, itu yang ia lakukan sehari-hari, dalam rumahnya.
Pada hari itu, sambil ia menatap keluar jendela, Fathimah berpikir, bagaimana jikalau ia pinjam lagi dari orang lain yang selian bank. Ia pun kemudian, menuju ke salah seorang tetangganya untuk bermaksud meminjam uang. Namun, pinjaman itu tak ia diterima. Malahan, esok harinya tetangga lain tahu, bahwa ia meminjam uang. Sehingga hal tersebut menjadi bahan gunjingan tetangganya. Pikirlah, Fathimah, orang-orang tahunya hanya ia punya anak banyak. “Memang punya banyak anak bisa, tapi tak punya uang, susah untuk keluarganya,” Fathimah bergumam dalam hati.
Ia pun merasa malu dan tampak jatuh, hingga merasa tak punya harga diri. kemudian, keesokan harinya, ia pun bangun saat kumandang adzan Subuh. Kemudian Ia shalat. Seusai shalat, Fathimah nonton televisi. Pagi itu, pukul 5, kebetulan ada acara ceramah. Fathimah ingat betul kata-kata di televisi saat itu, “Kita wajib bergantung hanya pada Allah SWT semata, bukan pada orang lain. Jika kita ada masalah, kemudian langsung datang ke meja bank, yang ada pinjaman tak dapat, malu pun iya, harga diri juga hilang. Begitulah kalau bergantung pada orang. Namun jika kita bergantung pada Allah, Cuma Allah, gak bakal ada harga diri yang hilang, atau diomongin orang. Allah pasti akan memberikan jalan keluar malah akan digantikan dengan yang lebih baik”. Sontak aja, saat itu pun Fathimah, menangis.
Fathimah merasakan, selama ini ia telah benar-benar lupa kepada Allah, yang senantiasa mengawasinya. Rasa penyesalan penuh kesedihan terasa dalam dadanya, hingga sesak. Kemudian Ia dengarkan kembali, tausiyah hari itu, dengan sedekah, maka Allah akan memberikan balasan yang berlipat-lipat. Lalu, hari itu pun ia juga baru mengetaui, bahwa dengan terus membaca Al Quran, dan istiqomah shalat tahajud. Maka, akan dapat menyelesaikan permasalahan. “Allah itu hadir pada saat kita tahajud, yang hadir langsung melihat kita, waktu tahajud itu merupakan waktu kita lapor langsung pada Allah SWT tentang permasalahan kita.” Lagi-lagi Fathimah merasakan bahwa ia selama ini benar-benar telah jauh dari Allah.
Keesokan harinya ia mendengarkan lagi ceramah tersebut. Terus saja, hingga tema tersebut selesai, sekitar 3 bulan lamanya. Selama mengikuti ceramah di televisi, sedikit-sedikit Fathimah pun mulai menerapkannya. Ia kemudian rutin sedekah, setiap hari walaupun hanya dua ribu rupiah saja. Hingga akhirnya, pada saat Fathimah melakukan shalat tahajud dengan rutin selama dua pekan. Akhirnya hari-hari Fathimah tak lagi merasa gelisah. “Alhamdulillah, emak sekarang mulai merasa tenang, tak selalu kepikiran utang,” ungkapnya pada sang anak, yang memang menganggur.
Pada hari yang lain, datanglah seorang tetangga untuk meminjam sejumlah uang. Fathimah pun berpikir, jika dikasih, maka gimana ia akan memulai usaha seperti yang sudah ia niatkan untuk mencari tempat berjualan yang baru. Namun, ia ingat, pernah dalam posisi tersebut belum lama ini. Ia pun kemudian memberikan sejumlah uangnya, walau Fathimah sendiri amat memerlukan uang tersebut.
Seiring berjalannya waktu, Fathimah tetap menunggu bantuan dari Allah SWT. Ia mengungkap, dengan begitu banyak kejadian yang sudah terjadi padanya, pastinya Allah memiliki rencana. “Jika dipikir-pikir rupanya masih banyak orang yang masalahnya lebih berat daripada saya,” ungkapnya.
Sampai pada suatu hari, seusai shalat Subuh, Fathimah, tak biasanya langsung berdandan rapi. Saat sedang menyapu, tetangganya pun menghampiri, dan mengajaknya mengobrol. Dari obrolan tersebut, Fathimah mengatakan bahwa ia ingin berjualan nasi lagi. Rupanya, tetangganya yang juga seorang pedagang tersebut, baru ingat kalau terdapat kontrakan warung yang kosong didekatnya berjualan. Tanpa berpikir panjang, pagi itu pun Fathimah langsung diajak untuk melihat kontrakan warung itu. Alhamdulillah sewanya pun terjangkau. Ia kemudian membayar sewa tempat tersebut dari tetangganya yang sudah membayar utang.
Maka Subhaanallah, Allah memang amat baik, kata Fathimah. Pagi itu saat ia Shalat Subuh memang bilang, Ya Allah, saya ingin berjualan lagi, berikan saya tempat untuk jualan, begitu doa Fathimah. Sebelumnya ia telah mencari tempat untuk jualan kemana-mana, bahkan ke tempat yang cukup jauh dari rumah tempat tinggalnya. Namun bayar sewanya terlalu mahal.
Saat sudah mendapat tempat jualan ini, ia pun langsung berpikir tentang ceramah yang selama ini ia selalu dengar. Bahwa Allah Maha Mendengar, Allah yang akan memberikan jalan keluar dari arah yang tak disangka-sangka. Ini merupakan jawaban dari doa dalam Tahajudnya selama ini.
Kini, Fathimah pun merasa bersyukur, karena sejak saat itu hingga sekarang ia masih berjualan. Utang-utang pun sudah mulai terbayar lunas. Anak-anaknya juga semakin bisa mengatasi kehidupannya sendiri. Ini adalah kisah Fathimah, yang dengan cara merendahkan diri untuk kembali kepada Allah lewat jalan sedekah dan tahajud. Masya Allah…. Subhaanallah.