Mengawali awal tahun 2020, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) selaku APM Mazda di Indonesia sudah meluncurkan varian new dari kendaraan generasi ketujuhnya, yaitu Mazda CX-30 selaku versi SUV dari Mazda 3. Mobil ini memperoleh sambutan yang sangat baik di pasar Indonesia. Serta di peluang hari ini, tim Redaksi AutonetMagz bersama tim Mazda Indonesia berpartisipasi di agenda Media Drive 2020 bersama The New CX-30 menuju Ranca Bali Glamping Lakeside di Ciwidey, Bandung. Bagaimana pengalamannya? stay tuned di postingan ini!
Hari 1 : Libas Perkotaan & Tol
Perjalanan media drive hari ini dimulai dari dealer Eurokars Mazda di daerah Simprug dengan partisipan setidak sedikit 10 media yang mengendarai 5 mobil Mazda CX-30 terakhir dalam beberapa kombinasi warna. Tim AutonetMagz sendiri memperoleh giliran untuk mengendarai mobil berwarna hitam. Dengan dilepas oleh Head of Marketing and Sales Mazda, Erik Pascanugraha, kami dilepas untuk mengawali perjalanan ini. Rute yang ditempuh dimulai dari Simprug menuju ke arah Semanggi untuk masuk ke tol dalam kota sambil melalui jalan Sinabung serta Pakubuwono.
Di tengah kepadatan jalan di simpang Semanggi, terasa sekali bahwa dimensi CX-30 sebesar hampir 4.4 meter tidaklah menyulitkan untuk diajak bermanuver di tengah kemacetan. Seusai itu masuklah kami ke tol dalam kota, hingga hinggalah kami di pintu masuk elevated tol di Cikunir, dimana jujur, kami penasaran kemampuan suspensi dari si CX-30 melalui sambungan – sambungan serta bumpy road dari elevated tol ini. Nah, nyatanya seusai menempuh elevated tol dengan kecepatan di kurang lebih 60 hingga 100 km/jam, bantingan suspensi mobil ini sanggup meredam dengan baik jalanan bergelombang dari elevated road ini.
Suspensi dari Mazda CX-30 ini cenderung kaku, tapi dengan stroke yang lumayan panjang serta rebound rate yang agak lambat. Pengemudi maupun penumpang di dalam mobil tak terpental-pental, sebab body mobil bisa mengkompensasi guncangan dengan baik. Di lintasan tol menuju Bandung, kami juga mendapat peluang untuk mencoba MRCC (Mazda Radar Cruise Control) yang bisa mengatur laju mobil di jalan tol yang konstan dengan 2 parameter yang bisa diatur, yaitu kecepatan yang diharapkan alias jarak kepada mobil di depan kita. Hasilnya, pengalaman berkendara yang lebih rileks, sebab mobil bakal menyesuaikan kecepatan alias jarak dengan cara otomatis sesuai dengan setelan yang kami mau.
Hanya saja, untuk kegunaaan jarak, apabila ada mobil menyalip di depan kita, MRCC cenderung bakal meperbuat emergency brake yang lumayan mengagetkan, sehingga kembali lagi, tetap waspada dalam memakai fitur ini. Perjalanan di hari pertama ini beres di Glamping Lakeside Ranca Bali, Ciwidey, Bandung, dimana seluruh peserta serta tim Mazda bakal beristirahat untuk melanjutkan perjalanan menuju Jakarta keesokan harinya.
Hari 2 : Nikung Pakai CX-30
Di hari kedua, datang juga peluang untuk mengeksplorasi handling si CX-30, sebab perjalanan kembali ke Jakarta melalui jalan berkelok-kelok di daerah Ciwidey benar-benar adalah habitat alamiah untuk Mazda CX-30. Kami mencoba melibas kelok demi kelok dengan kecepatan yang lumayan tinggi, serta CX-30 tetap bisa megikuti ritme, bahkan kami coba memaksa mobil supaya tetap di jalur tahap dalam kelokan, serta mobil ini lebih dari sanggup dengan tetap menjaga keseimbangan chassisnya,
Terbukti teknologi G-Vectoring control+ yang diterapkan di mobil-mobil generasi ke 7 dari Mazda ini ditambah chassis yang kaku serta set-up suspensi yang pas sanggup membikin CX-30 terasa lincah serta direct. Tentunya, bagi pengendara yang menikmati mengemudikan suatu kendaraan, Mazda CX-30 bisa membikin kami tersenyum dengan karakteristiknya. Perjalanan dilanjutkan melalui tol Cipularang serta masuk kembali ke elevated tol menuju ke Jakarta, dimana kami tetap bisa mengembangkan kecepatan hingga 100 km/jam dalam kondisi hujan serta mobil tetap terasa dalam kontrol kita.
Ditambah kekedapan kabin yang amat baik. sebab tetesan air hujan mayoritas terdengar dari tahap kaca saja, sedangkan dari tahap atap, suara hujan teredam dengan amat baik. Tak terasa akhirnya perjalanan hingga juga ke titik akhir di Djournal House di daerah Senopati yang padat dimana kami pernah menonton konsumsi bahan bakar di layar MID yang menunjukkan average FC sebesar 10.3 L/Km. Untuk ukuran suatu mesin 2000 cc serta menempuh perjalanan sejauh hampir 400 km, serta tak ada Eco Driving, capaian ini benar-benar baik. Umumnya mesin 2000 cc hanya bisa mencapai FC kurang lebih 1:8-1:9 L/km dalam rute kombinasi semacam ini.
Kesimpulan
Jadi seusai mencoba CX-30 sejauh hampir 400 Km, apa kesimpulannya? Sama semacam Mazda 3 yang menjadi basisnya, akomodasi khususnya di baris kedua biarpun mempunyai head room yang lebih baik, tapi keseluruhannya terasa ‘cukup saja’ ditambah kemampuan mesin 2000 cc nya yang meskipun mempunyai efisiensi bahan bakar yang amat baik berkontribusi ke kemampuan percepatan yang biasa saja.
Tetapi semacam halnya mobil-mobil generasi ke 7 terakhir dari Mazda, Mazda CX-30 memperkenalkan paket yang terasa lebih Premium, fitur-fitur keenjoyan serta keselamatan modern tetap disematkan serta berkegunaaan di dalam perjalanan jauh, kekedapan kabin yang amat baik untuk kelasnya, ditambah karakter pengendaraan dari mobil sendiri yang ‘Fun‘ serta direct, yang tentu bisa membikin para pengendara enthusiast tersenyum ketika mengendarainya.
0 comments:
Post a Comment