08 March 2018

7 Gejala Tipes pada Anak Usia Batita yang Harus Anda Waspadai


7 Gejala Tipes pada Anak Usia Batita yang Harus Anda Waspadai - Penyakit seringan apapun jika pengidapnya adalah anak kecil, maka hal ini tidak bisa disepelekan karena bisa menjadi parah jika tidak ditangani dengan baik. Apalagi pada anak usia batita yang belum pandai mengkomunikasikan apa yang dirasakannya pada saat sakit, termasuk sakit tipes yang umum dialami oleh anak seusia mereka. Berikut ini adalah uraian tentang gejala tipes pada anak perlu Anda ketahui agar tidak berakibat fatal pada anak.
Pada umumnya, anak usia batita masih suka memasukkan barang apapun ke dalam mulutnya, termasuk mainannya. Oleh karena itu, Anda perlu mengawasi dan secara perlahan mengajari mereka untuk tidak memasukkan benda sembarang atau menggigit-gigit mainannya. Begitu pula untuk mainan berukuran mini (kecil) seperti kelereng, puzzle, dan mainan bongkar-pasang, tentunya sangat berbahaya bagi anau usia batita.
Selain itu, jika mereka sudah mulai mengenal jajan di luar maka perlu diwaspadai, mengingat jajanan di luar seringkali tidak sehat dan tidak dikemas dengan rapi, sudah mengalami banyak proses pengolahan kimiawi, serta sampai melewati batas kedaluwarsa. Beberapa gejala tipes memang tampak seperti penyakit biasa. Anak batita yang sudah terinfeksi bakteri Salmonellatyphi , sehingga menderita penyakit tipes biasanya mengalami gejala-gejala berikut.
gejala tipes pada anak usia batita

7 Gejala Tipes pada Anak Usia Batita


Demam Tinggi

Gejala pertama inilah yang sering muncul pada penderita tipes dan demam berdarah sehingga sulit untuk membedakannya satu sama lain. Suhu penderita tipes yaitu sekitar 400C dan bisa terus naik saat malam hari. Demam tinggi pada anak penderita tipes bisa menyerang sampai berminggu-minggu jika tidak segera ditangani.
Demam tinggi ini yang menyebabkan sakit kepala yang cukup hebat, terutama pada bagian belakang kepala. Demam tipes berlangsung cukup lama dan tidak tanggung-tanggung, yaitu dari 1 minggu sampai 1 bulan lamanya.
Batita Anda mungkin terlihat mulai sembuh dan bersemangat pada siang hari. Tapi, jika sudah malam, maka demamnya cenderung kambuh kembali. Jika anak Anda mengeluhkan sakit pada bagian tersebut, maka kemungkinan besar itu adalah gejala tipes. Untuk sakit tipes yang sudah parah, anak bisa sampai kehilangan kesadarannya (pingsan).

Sakit Perut

Gejala kedua yang perlu diwaspadai pada penyakit tipes yaitu sakit perut. Bakteri penyebab tipes, Salmonella typhi dan Salmonella paratyphi, memang menginfeksi atau menyerang sistem pencernaan, khususnya organ usus. Infeksi bakteri ini bisa menyebabkan luka pada usus sehingga batita akan rewel atau mengeluhkan sakit di bagian perutnya.
Kondisi inilah yang membuat mereka tidak nafsu makan dan diare. Jika tekstur fesesnya lembek atau cair dan frekuensi pengeluarannya sering, ini akibat dari bakteri tersebut. Oleh karena itu, Anda perlu memberinya makanan yang sesuai untuk mengatasi feses lembek maupun keras akibat sembelit (konstipasi).
Kemudian, jika hal ini disepelekan, maka bisa terjadi pendarahan serta lubang pada usus mereka. Hal ini jelas tidak boleh dianggap remeh. Umumnya, komplikasi pada usus ini terjadi pada pekan ke-3 sejak dinyatakan terinfeksi bakteri penyebabnya.


Nafsu Makan Menurun

Selain sakit perut dan diare, menurunnya nafsu makan juga dipengaruhi oleh gejala lain yang menyertai tipes, yaitu lidah yang terasa pahit dan mual. Jadi, jangan heran jika mereka akan memuntahkan makanannya. Lidah pahit yang terlihat kotor atau putih dan air liur yang keruh membuat mereka ingin makanan dengan rasa kuat seperti makanan asam dan pedas.
Tapi, kedua jenis makanan ini jelas bisa memperparah kondisi usus mereka yang terluka akibat tipes. Oleh karena itu, Anda bisa menggantinya dengan makanan atau minuman manis seperti jus buah dan susu, terutama jika mereka tidak diare. Pemberian madu memang sangat dianjurkan bagi penderita tipes, tapi hanya untuk orang dewasa.
Sedangkan pada batita, madu bisa menyebabkan botulisme. Sementara itu, perasaan mual dan ingin muntah bisa muncul akibat gejala lainnya yaitu pembengkakkan hati dan limpa. Bengkaknya kedua organ ini mengakibatkan otot lambung tertekan sehingga timbullah rasa mual tersebut.

Bintik Merah di Kulit

Seperti halnya demam tinggi, gejala tipes pada anak usia batita kali ini juga tidak jauh berbeda dengan gejala penyakit demam berdarah. Bintik-bintik ini akan mudah terlihat pada batita yang memiliki kulit warna cerah seperti kuning langsat dan putih. Tapi, untuk anak berkulit sawo matang dan hitam juga Anda masih bisa melihatnya jika melihatnya dengan teliti.
Bintik-bintik merah ini jelas berbeda dengan cacar air. Gejala ini disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang sudah mencapai pembuluh darah. Oleh karena itu, pendarahan yang terjadi menyebabkan munculnya bintik-bintik di sekujur tubuh batita tersebut.

Pendarahan Gastrointestinal

Selain diare dan sembelit, infeksi Salmonella typhi pada usus mengakibatkan pendarahan pada gastrointestinal (sistem pencernaan). Jika tidak segera ditangani, infeksi ini bisa terus menyebar ke seluruh organ penyusun sistem pencernaan.
Jadi, tidak heran jika gejala tipes pada anak usia batita yang satu ini membuat feses mereka, baik bertekstur lembek maupun keras kadang disertai dengan darah. Batita pun akan merasa nyeri luar biasa saat buang air besar (BAB). Seringkali hal inilah yang membuat mereka rewel dan sering menangis.

Pembesaran Organ dalam Tubuh

Gejala berikutnya yaitu organ vital dan penting dalam tubuh seperti hati, limpa, dan jantung akan mengalami pembengkakkan hingga luka (peradangan). Pembesaran hati dan limpa dan miokarditis (peradangan pada otot jantung) bisa diketahui dari batita yang mengeluhkan nyeri di bagian dada dan ulu hatinya.
Selain ketiga organ tersebut, ginjal dan selaput otak juga bisa terinfeksi. Tidak heran jika gejala penyakit tipes mirip penyakit ginjal dan batita akan terlihat sering mengalami halusinasi atau melamun. Meski sebenarnya hal ini juga dipengaruhi oleh lemahnya fisik mereka akibat nafsu makan yang menurun drastis saat tipes menginfeksi tubuh lemah mereka.

Mudah Pingsan

Gejala terakhir ini merupakan kondisi terparah dari akibat gejala tipes sebelumnya, yaitu demam tinggi. Kondisi yang lemah ditambah asupan nutrisi yang berkurang akibat menurunnya nafsu makan membuat batita Anda mudah pusing, bahkan bisa kehilangan kesadaran.
Tidak heran jika mereka lebih suka diam dan berbaring di tempat tidur pada saat sakit tipes. Hal ini bisa mengurangi sakit dan pusing di kepala mereka. Tapi, Anda harus segera menghubungi dokter jika menyadari gejala tipes yang sudah mulai parah ini.

Tipes memang termasuk penyakit yang sudah umum dan bisa diobati. Tapi, untuk anak usia batita, kondisinya benar-benar tidak bisa dianggap sepele. Meski pengobatan di rumah sakit-rumah sakit daerah sudah memadai untuk proses penyembuhannya, Anda harus siap siaga dan cepat tanggap saat mendapati anak Anda berbeda dari biasanya.
Misalnya, dari ceria menjadi pemurung, sering berceloteh sambil mewarnai tapi berubah lebih sering tiduran. Apalagi jika Anda menemukan 3 dari 7 gejala tipes pada anak Anda, maka jangan menunggu gejala lainnya untuk segera membawanya ke rumah sakit. Karena, penanganan yang terlambat membuat proses penyembuhan penyakit tipes memakan waktu lama.


Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive