04 February 2017

Kisah Mistis Pengalaman Belajar Ilmu Pengasihan Yusuf NYATA

Belajar Ilmu Pengasihan Mahabbah Yusuf,Pengasihan Tingkat Tinggi

Kumpulan Mantra Primbon Warisan Leluhur yang sangat langka

.Banyak kisah dari orang-orang indonesia yang masih mengamalkan mantra keselamatan,untuk mengetahui kisah-kisahnya baca disini.  
 Bahkan sampai ada yang menggunakan ilmu gendam asihan untuk memperlancar pekerjaannya baca juga kisahnya disini. 
 Baca juga menguak mantra kesaktian suku baduy

Cerita Mistis Misteri Kisah Nyata Mengamalkan Ilmu Pengasihan Yusuf

 Cerita misteri ini didapatkan dari salah seorang sahabat yang sampai bergerak di LSM sebagai pendamping masyarakat yang membutuhkan penerangan dan bantuan hukum. Irwan, 22 tahun, demikian sahabat biasa disapa, tergolong aktivis yang mempunyai demikian banyak relasi di berbagai instansi.


Sudah barang tentu, hal tersebut berbeda dengan biasanya. Maklum, sampai sekarang, banyak orang masih mencibir dengan keberadaan LSM.Seringkali hal itu saya tanyakan, namun, irwan selalu berhasil menghindar. Tetapi, kali ini, entah kenapa ia langsung berkata; “Sudah menjadi rahasia umum, sebelum merantau, kami selalu dibekali sesuatu oleh orang dituakan.”
“Maksudnya?” Tanyaku penasaran.
“Pegangan... ada yang berupa wifik, ada pula amalan yang harus selalu dibaca setiap usai mendirikan salat fardhu,” jawab Irwan sambil tersenyum.
“Dengan kata lain, amalan merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan salat fardhu.” tambahnya lagi, “jadi, bukan karena amalan kita mendirikan salat fardhu.”

Aku hanya mengangguk. Memang, dalam masalah agama, Irwan selalu menjadi tempat bertanya di antara kami. Jadi, tidak heran jika dalam keadaan apapun, Ia selalu mendahulukan salat fardhu bila waktunya tiba, ketimbang mengerjakan yang lainnya. Boleh dikata, bégitu terdengar kumandang adzan, Ia selalu menghentikan kegiatannya.

Sekali ini, tanpa diminta, ia pun menceritakan pengalamannya ketika masih tinggal di kampung halamannya. Walau terlahir dari keluarga yang lumayan mampu, maklum, sang ayah mempunyai kebun kelapa yang amat luas, namun, Irwan bukan merupakan sosok yang sombong dan angkuh. Oleh sebab itu, di sekolah, Ia memiliki banyak teman.

Boleh dikata, di mana ia sekolah, pasti hampir semua siswa mengenal nama dan dirinya dengan baik.Sebagaimana remaja seusianya, irwan pun mulai gemar mencari orang-orang yang dituakan untuk menimba ilmu darinya. Seperti biasa, yang dicari tak lain adalah pagar diri dan ilmu pekasih. Bersama-sama dengan yang lain, tak jarang, lrwan pun memamerkan ilmu yang didapatnya.

Hingga suatu hari, usal mendirkan salatAshar di salah satu surau tua yang ada di sudut kampung, ia ditegur oleh seseorang yang selama ini dikenal sebagai penjaga surau tersebut. Irwan tak begitu mengenalnya, tetapi, sosok paruh baya itu biasa disebut dengan Atuk,
“Sebaik-baiknya ilmu, adalah ilmu yang berasal dari Allah,” demikian kata Atuk sambil menatap kedua bola mata irwan yang hendak mencium tangannya.
“Maksud Atuk?” Tanya Irwan penasaran.

“Ya cukup amalkan ilmu yang ada dalam Al Quran, jawab Atuk sambil tersenyum.
“Dengan begitu, engkau baru bisa merasakan manfaatnya.”
Sekali i, hati Irwan lansung tergetar. Ternyata, diam-diam, Atuk ini dapat membaca segala isi hatinya.
“Kenapa harus memaksa orang agar mencintai kita, padahal, sebenarnya,orang tersebut lebih memilih lelaki lain. Bukankah memaksakan kehendak itu tidak baik?”kata Atuk itu.

lrwan langsung saja mencium tangan keriput itu tanpa mau melepaskannya.
“Atuk, bimbinglah saya...” katanya dengan penuh harap.
“Dirikanlah salat dengan ikhlas. Jangan jadikan salat karena engkau takut ilmu yang dipelajari tidak bermanfaat,” kata Atuk sembari melepaskan tangannya,”
Jangan jawab sekarang, renungkan. Setelah mantap, silakan datang.”

Beberapa hari Irwan mencoba mencerna apa yang dikatakan lelaki tua itu. Akhirnya, Ia pun sadar, selama ini, dirinya mendirikan salat karena takut ilmu yang dipelajarmnya tidak bermanfaat, bukan karena perintah Allah semata.
“Ah ... kenapa aku demikian bodoh,” gumamnya.

Setelah menimang-nimbang, esoknya, Ia pun berangkat ke surau tua yang terletak di sudut kampung itu. Ya ... surau itu tak seberapa ramai, maklum, selain terletak di pinggiran kampung, surau itu juga bersebelahan dengan pemakaman tua yang konon terkenal keangkerannya. Tapi, tekad Irwan telah bulat. Ia ingin menimba ilmu dari Atuk yang hidupnya bersahaja itu.

Pulang sekolah, Irwan sengaja datang menjelang salat Ashar. Setelah mendirikan salat Ashar berjamaah, Ia pun menyatakan keinginannya untuk menimba ilmu dari Atuk.
“Sebaik-baiknya ilmu, adalah jika banyak orang senang dengan kita. Dengan begitu, maka, tak perlu lagi belajar pagar diri dan lain sebagainya,” kata Atuk.

“Ya ... dengan orang senang, maka, kita tak punya musuh atau orang yang membenci,” kata Irwan menimpali.
Atuk pun mengangguk dan tersenyum. Tak lama kemudian, terdengar katanya lirih sambil menyerahkan secari kertas yang terlipat dengan rapi;
“Semoga Mahabbah Yusuf inii benmanfaat bagimu. Terimalah.”
“Baik Atuk,” jawab lrwan sambil menerima kertas tersebut.

“Caranya, baca mahabbah itu sebanyak empat puluh kali. Setiap baca, lakukan dengan tahan napas. Jadikan mahabbah ini sebagai amalan harianmu. Semoga engkau dapat merasakan manfaatnya. Dan sekarang, kembalilah, kedua orang tuamu, pasti sedang menunggu,” lanjut Atuk dengan wajah berseri.Irwan pun mengangguk dan mencium tangan Atuk serta mohon diri.

Di rumah, Irwan pun langsung membuka lipatan kertas yang ternyata berisi tulisan;
idz qola Yususfu Ii abihi ya abati inni roaitu ahada ‘asyaro kaukabaw wasy-syamsa Wal qomaro
war  rijal, wan nisaa wajami-il mahluqin, roaituhum li sajidin.

Sejak itu, dengan tekun dan ikhlas, Irwan pun selalu mengamalkan Mahabbah Yusuf usai mendirikan salat fardhu. Dan hasilnya pun luar biasa, walau tergolong siswa yang jahil, nakal, bahkan sering membolos serta tak mengerjakan tugas, tatapi, Ia tak pernah mendapatkan teguran sama sekali dari para gurunya.
Kenyataan itu tidak membuat Irwan menjadi sombong dan takabur, ia bahkan berubah mepjadi siswa yang santun dan tekun, sehingga, semua guru dan siswa pun menjadi sayang dengan dirinya.

Cerita Mistis Kisah Misteri Mengamalkan Pengasihan Mahabbah Yusuf


 Hadiah dari perubahan sikapya adalah, Ia menjadi murid terbaik dan menyampaikan pesan dan kesan di depan seluruh guru, orang tua murid dan para siswa kelas tiga ketika acara perpisahan dilangsungkan.
Begitu juga ketika ia kuliah di Jakarta. Walau baru masuk, boleh dikata, lrwan langsung saja mendapatkan banyak teman. Yang membuat banyak orang jadi panasaran adalah, Irwan yang selalu kritis terhadap berbagai kebijakan kampus, tak pernah mendapatkan teguran yang berarti dari pihak rektorat  hal itu berbeda dengan yang lain, usai melakukan kritik, biasanya, mereka pasti mendapatkan surat peringatan bahkan skorsing.Ketika hal itu ditanyakan Iangsung, Irwan hanya tersenyum sambil sesekali mengangkat bahu tanda tak mengerti.

Waktu terus berjalan. Sebagai aktivis kampus, sudah barang tentu Irwan pun mengenal banyak sosok yang berhubungan dengan kebijakan publik. Untuk itu, Ia pun sengaja terjun ke salah satu LSM. Tujuannya tak lain, ingin memperbaiki hidup dan kehidupan masyarakat yang selama ini kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah -— bahkan, politisi nakal hanya mengingat mereka ketika menjelang PEMILU saja.
“Tadi adalah cerita masa laluku. Jadi jangan heran, kenapa banyak orang yang senang kepadaku.
itulah kisah misteri cerita mistis nyata manfaat mengamalkan pengasihan Yusuf
Baca juga cerita islami Nabi Yusuf dan Zulaiha

 Yang penting, selain mendirikan salat fardhu dan mengamalkan Mahabbah Yusuf, kita juga harus mampu menjaga kepercayaan orang, serta santun pada sesama. Dengan begitu, maka, tak ada alasan bagi mereka untuk membenci kita,” ujannya menutup pembicanaan. Sejatinya, peristiwa tersebut di atas sudah tiga tahun berlalu. Dan penulis baru berani menuliskannya setelah mendapatkan izin dari iwan, yang kini ia hidup dengan tenang dan damai bersama istri dan dua orang anaknya di kampung halamannya.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive