06 February 2020

Mitsubishi Eclipse Cross, Jagoan Mitsubishi yang Kian Gagah & Bersaing

Di tengah larisnya penjualan Xpander, Pajero Sport, serta Triton, Mitsubishi tidak mau ketinggalan di segmen SUV "crossover urban”. Mobil andalan Mitsubishi Eclipse Cross ini pun akan didatangkan untuk bersaing di segmen yang mulai kian ramai ini.

Mitsubishi Eclipse Cross sedang diuji coba di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (12/1/2020).

Di tengah larisnya penjualan Xpander, Pajero Sport, serta Triton, Mitsubishi tidak mau ketinggalan di segmen SUV crossover urban. Yakni dengan cara mendatangkan Mitsubishi Eclipse Cross, diman pabrikan berlambang tiga berlian ini telah siap bertempur di segmen dengan rentang harga yang mendekati Rp 500 juta.

Dengan rentang harga tersebut untuk crossover berukuran menengah dengan dua baris tempat duduk, ini merupakan zona emosional yang berorientasi gaya nasib. Calon pembeli yang diincar merupakan mereka yang telah tidak begitu mementingkan kepraktisan, tetapi lebih mengutamengkonsumsi citra, fitur, serta emosi positif saat berkendara.



”Ini segmen yang sangat niche. Calon konsumennya bukan lagi mereka yang tetap membutuhkan kepraktisan, melainkan lebih ke gaya nasib. Rata-rata pembelinya telah mempunyai mobil lain serta telah mempunyai buying power yang cukup,” ucap Imam Choeru Yahya, Executive General Manager Sales and Marketing Division PT Mitsubishi Motors Kramayudha Sales Indonesia (MMKSI), di Bali, Selasa (4/2/2020).

Untuk bertarung di segmen yang kian ramai ini, Mitsubishi membekali Eclipse Cross dengan tampilan yang mutakhir. Bahkan dapat dibilang, tampilan crossover urban ini paling progresif dibandingkan model-model mobil produksi Mitsubishi lainnya.

Mitsubishi Eclipse Cross akan menjadi jagoan dari Mitsubishi dalam segmen crossover SUV urban yang berada di kisaran harga mendekati Rp 500 juta.

Perhatikan saja tarikan garis-garisnya yang tegas serta meruncing, yang miring ke atas dari depan ke buritan. Mengesankan posisi mobil merunduk yang agresif. Demikian pula wajahnya yang telah menerapkan tampilan khas dynamic shield Mitsubishi dengan harmonis.

Di buritannya yang tinggi, kaca belakangnya telah menerapkan tampilan split, yaitu terdapat dua tahap kaca belakang. Tahap atas yang miring menyambung ke atap serta tahap di bawah reflektor lampu belakang berupa kaca tegak. Tampilan serupa mengingatkan pada tampilan kaca belakang Honda CR-Z.

Pemasangan velg alloy berdiameter 18 inci dengan ban berukuran 225/55R18 turut meningkatkan kesan gagah serta progresif mobil ini. Meski terbukti apabila tidak hati-hati, begitu tidak sedikitnya garis serta aspek tajam pada tampilan eksterior mobil ini dapat membikin orang menganggap telah terjadi gejala overtampilan. Tetapi dengan cara umum, tampilan Mitsubishi Eclipse Cross ini tetap dapat dinikmati sekaligus unik serta tidak sama di jalanan.

Mitsubishi Eclipse Cross saat mulai diluncurkan di ajang GIIAS 2019, ICE BSD, Tangerang, Banten.

Interior konservatif

Tetapi, kisah tidak sama ditemui saat kami membuka pintu serta masuk ke interior mobil yang diluncurkan perdana di dunia pada Geneva Motor Show 2017 ini. Tampilan interior mobil ini dapat dikatakan tetap konservatif, khususnya di tahap dasbor.

Mulai dari tampilan celah hawa AC, tombol-tombol pengatur manfaat climate control, tombol pengatur posisi kursi elektronik, hingga tombol-tombol central door lock serta power window, semuanya semacam mobil yang diproduksi dekade silam.

Panel instrumen mutlak pun tetap analog dengan jarum-jarum, tidak ada display digital kecuali pada kotak MID (multi-information display) berukuran mini di antara takometer serta spidometer. Tampilan MID ini pun serupa dengan yang terpasang di Mitsubishi Xpander ataupun mobil-mobil Mitsubishi lain.
Interior Mitsubishi Eclipse Cross tetap mempertahankan bentuk-bentuk konservatif.

Tanda-tanda kemutakhiran interior mobil ini hanya terkesan pada head unit yang telah  mengadpilihan layar sentuh (touchscreen) di tahap tengah atas dasbor. Beberapa fitur hiburan serta setting mobil dapat diakses di layar ini. Fitur konektivitas Apple Car Play pun telah menjadi standar jadi beberapa software navigasi alias hiburan dapat langsung ditayangkan di layar tersebut.



Selain itu, mobil yang dijual dengan tiga alternatif harga, mulai dari Rp 481 juta hingga Rp 486 juta (bergantung warna mobil, on the road Jakarta), ini juga telah dilengkapi head-up display (HUD) yang sangat menolong dalam membaca info esensial saat mobil melaju, semacam kecepatan hingga beberapa peringatan bahaya.

Panoramic sunroof pada Mitsubishi Eclipse Cross membikin kabin crossover SUV ini makin lega.

Walau demikian, HUD pada Eclipse Cross tetap mengadpilihan model lipat dengan suatu  layar transparan keluar dari tahap atas dasbor di belakang roda kemudi saat mobil dinyalakan. Di layar tambahan itulah beberapa info penting tadi dipantulkan, bukan langsung di kaca mobil semacam pada sistem HUD yang lebih canggih.

Perbedaan warna antara kaca depan serta layar lipat HUD ini kadang-kadang membikin pandangan ke depan justru terdistraksi. Oleh karena itu, Kompas memilih untuk menonaktifkan HUD ini dalam keadaan-keadaan tertentu, khususnya saat berlangsung di siang hari dalam kondisi lalu lintas padat.

Baca juga: Tambah Investasi Rp 500 Miliar, Mitsubishi Optimistis dengan Indonesia

Untung saja ada tombol untuk mengaktifkan serta menonaktifkan fitur ini dengan cara manual. Demikian juga tombol untuk mengatur posisi pantulan info serta kecerahannya, semua dapat diakses langsung samping kanan roda kemudi dengan mudah tanpa wajib mencari-cari di menu setting di layar utama.

Terlepas dari beberapa konservatisme interior tersebut, Eclipse Cross telah dilengkapi dengan beberapa fitur untuk membikinnya dapat bersaing di segmennya. Contohnya sederet fitur keselamatan aktif, semacam blind spot warning (BSW), hill start assist (HSA), forward collision mitigation system (FCM), rear cross traffic alert (RCTA), active stability and traction control (ASTC), ultrasonic misacceleration mitigation system (UMS), hingga adaptive cruise control (ACC) yang bekerja sempurna saat Kompas uji di jalan tol.

Demikian juga dengan tujuh kantong udara di dalam kabin. Tidak heran mobil ini mendapat bintang lima dalam skor keselamatan berkendara yang diperbuat ASEAN-NCAP (New Car Assessment Program).

Khas CVT

Tiba giliran untuk mengundang mobil yang dirilis ke Indonesia hanya dalam varian Ultimate ini mengaspal di jalanan. Tombol start pun ditekan serta tuas transmisi pun dimasukkan ke posisi D. Pedal gas diinjak serta mobil berlangsung dengan percepatan sangat halus.

Sekali lagi, terjadi perbedaan antara ekspektasi perilaku mobil saat menonton tampilan eksteriornya yang agresif serta perilaku ternyata di jalanan. Mesikipun diberi nama semacam nama salah satu mobil sport legendaris Mitsubishi di masa lalu, tidak ada kesan sporty dari penyaluran tenaga mesin ke roda.

Usut punya usut, faktor ini wajar belaka seusai mengenal apa yang ada di balik kap mesin. Eclipse Cross dilengkapi mesin bensin empat silinder bertipe 4B40 berteknologi DOHC, MIVEC, berukuran 1.5 liter (1.499 cc) yang dilengkapi turbo. Di lembar spesifikasi tertulis tenaga maksimum 150 PS tercapai pada putaran mesin 5.500 rpm serta torsi puncak 250 Nm terdapat di rentang 2.000-3.500 rpm.
Mitsubishi Eclipse Cross dilengkapi mesin bensin empat silinder berkode 4B40 berukuran 1.5 liter (1.499 cc) dilengkapi turbo.

Tenaga mesin ini disalurkan ke roda depan (front wheel drive/FWD) melewati transmisi CVT-INVECS III. Transmisi ini dapat dioperasikan ke mode manual dengan delapan tingkat percepatan. Perpindahan ”gigi” transmisi pun dapat diperbuat dengan paddle shift yang tertanam di belakang roda kemudi. Saat roda stir berputar, paddle shift ini tetap pada posisinya, membikin proses perpindahan gigi tetap dapat diperbuat dengan cara enjoy serta aman.

Transmisi CVT inilah yang membikin percepatan terasa halus serta semuanya terasa enjoy, bukan sesuatu yang memicu adrenalin berkendara.

Bicara soal enjoy, acungan jempol juga butuh diberbagi pada kekedapan kabin mobil ini. Wajar saja mengingat kaca kabin depan mobil ini telah menerapkan struktur double glass jadi mumpuni dalam mencegah kebisingan di luar mobil masuk ke dalam kabin.

Keenjoyan penumpang ditambah dengan setelan suspensi khas Mitsubishi yang cenderung empuk mengalun meski suspensi pada Eclipse Cross ini tidak seempuk pada Pajero Sport alias Outlander PHEV yang sempat Kompas coba sebelumnya.



Duduk di dalam kabin pun terasa enjoy serta lega, khususnya di tahap belakang yang mempunyai ruang kepala berlimpah. Pemasangan dua kaca panoramic roof di atap pun meningkatkan lega suasana kabin. Keenjoyan pengemudi serta penumpang depan juga ditambah dengan fitur pemanas kursi.

Pengendalian kemudi pun lumayan mumpuni. Kehadiran strut bar pada suspensi depan lumayan membikin mobil stabil saat melahap tikungan dalam kecepatan tinggi.


Dengan semua bekal ini, Eclipse Cross siap memainkan bertempur dengan para rivalnya di segmen medium urban crossover. Meski pertempuran ini tidak akan mudah, mengingat rival-rivalnya juga memperkenalkan kelebihan serta keunggulan masing-masing. Toyota C-HR, umpama, menyediakan varian hybrid. Sementara Mazda CX-30 yang baru pekan lalu masuk ke segmen ini memperkenalkan tampilan khas Mazda serta beberapa teknologi Mazda-7G.
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive