24 January 2017

Kisah Nyata Kutemui Kekasihku Yang Telah Meninggal

Cerita Hantu Seram Kisah Nyata Misteri Mistis Arwah Orang Yang Sudah Meninggal

Selamat datang di blog Misteri Nyata Tengah Malam yang akan selalu menyajikan kisah-kisah yang berhubungan dengan misteri dan kegaiban.Update kali ini akan berbagi kisah orang kalap.Orang kalap adalah orang yang terjebak ke dunia ghaib.Bagaimana kisahnya,kita simak.
Pantai Parangtritis menjadi saksi bisu perpisahan kami.
Kekasihku kalap ditelan ganasnya ombak setempat. PeristiWa itu terjadi sekitar tujuh tahun yang laIu.Masih segar dalam ingatanku, satu hari bertepatan dengan hari Minggu, ia pamit kepadaku ingin pergi ke Pantai Parangtritis bersama teman-temannya. Kalau saja waktu itu aku tidak punya kesibukan yang tak bisa aku tinggalkan, tentu akan dengan senang hati aku mengantarnya.

“Maaf Dea, aku tidak bisa ikut bersamamu ke Pantai Parangtritis,” kataku kala itu, beberapa jam menjelang kepergian kekasihku bersama kawan-kawannya.
“Kamu tahu sendiri, hari ini Om Purwa  sedang punya gawe mantu. Aku tidak mungkin untuk tidak bantu-bantu...”
“Aku mengerti, Mas Johan.. Santai saja, Mas Johan tidak bisa ikut ke Pantai Parangtritis, tidak masalah. Toh, aku ada teman-teman,” kata Dea sambil berusaha menenangkanku. “Tetapi kalau aku mohon sekali ini saja, mau kan, Mas Johan?!”
“Apa?”
“Antarkan aku ke rumah Dewi. Teman-teman nanti kumpul di sana. Kami akan berangkat ke Parangtritis dari rumah Dewi jelas Dea kepadaku.
“Dhuh, kamu ini Dea Dea...! Begitu saja sampai kamu harus bilang mohon sekali ini saja! Seperti tidak akan pernah ketemu lagi saja.. Ha.. ha.. .ha kataku setengah meledeknya.

Dengan senang hati, akupun mengantarkan Dea ke rumah Dewi. Yang tidak pernah kuduga, ternyata itu merupakan kebersamaan terakhir kami. Dea ditelan ganasnya ombak laut selatan Pantai Parangtritis, saat bermain di bibir pantai.

Beberapa saksi mata mengatakan, saat bermain di bibir pantai bersama kawan kawannya, tiba-tiba muncul sebuah ombak yang menyeretnya ke tengah samudera. Jasad Dea yang tidak pernah bisa diketemukan itupun akhirnya dianggap kalap.

Aku benar-benar merasa kehilangan dan terpukul atas peristiwa itu. Kesedihanku tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Seolah, sulit sekali bagiku untuk menerima kenyataan pahit itu. Berbagai usahaku untuk melupakan Dea, menguburnya dalam-dalam di liang lahat kenangan, serasa sia-sia saja. Bayangan wajah Dea seolah tidak mampu aku lupakan. Semakin aku lupakan, justru semakin segar dalam ingatan.

Aku kira, akupun telah berusaha mencari tempat pesembunyian yang paling tersembunyi. Namun bayang-bayang wajah Dea hampir selalu bisa menemukan tempat persembunyianku. Akupun merasa sangat letih dan hampir putus asa karenanya. Puncaknya, tidak ada yang bisa aku lakukan, kecuali hanya mengalir saja. Ya, hanya mengalir saja, tanpa terpikir sebersit pun kemana hendak bermuara.

Sungguh, aku merasa tidak lagi mempunyai kemampuan untuk menghentikan cintaku kepadaku Dea. Logika pikiranku sebenarnya mengatakan sia-sia, karena mencintai sesuatu yang tidak pasti. Tetapi anehnya, toh aku merasa sangat bahagia dengan keadaan yang demikian itu. Dhuh, benarkah hidupku ini sudah absurd? Entahlah, aku tidak tahu. Aku hanya ingin menjalani saja apa yang sudah menjadi keyakinanku.

Keyakinanku pulalah yang membuatku hingga sampai di Candi Sawentar ini. Bermula dari sebuah informasi yang aku peroleh danri seorang kawan, sebut saja Karim. Seperti yang didengar Karim atas cãndi yang terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Bhitar, Provinsi Jawa Timur itu, konon banyak dipercaya sebagai singgasananya orangorang kalap. Akupun kemudian berpikir begini, “Jika memang benar demikian, berarti Dea ada di candi itu bersama orangorang yang senasib dengan dirinya..

Entah kenapa, begitu mendapatkan informasi tersebut, aku tergoda untuk mengunjungi Candi Sawentar. Yang lebih tidak terjangkau oleh pikiranku, mengapa pula tiba-tiba aku percaya dan meyakininya begitu saja. Dan bukti dari semua itu. aku pun melakukan ritual tabur bunga di sebuah titik di dalam kawasan candi itu. Titik yang dimaksud lazim disebut Pager Sawentar.

Wujud Pager Sawentar mi adalah berupa sebuah batu persegi panjang. Di tempat inilah aku menabur bunga tiga warna yang biasa digunakan untuk aktivitas spiritual nyekar. Bunga tiga warna itu sendiri terdiri dari sekuntum mawar merah, kembang kenanga dan sekuntum kantil. Doa-doa kupanjatkan kepada Yang Maha Kuasa untuk kebahagiaan Dea di alamnya. Dan anehnya, di puncak kekhusukanku berdoa, seolah aku melihat wajah Dea yang berseri-seri dengan senyum terkembang di sudut bibirnya. Dea tak bicara apapun, kecuali hanya menatapku sambil tersenyum.

Setelah kunjunganku yang pertama itu, aku semakin yakin dan percaya saja, .bahwa Dea memang berada di Candi Sawentar sebagai bagian dari entitas gaib setempat. Akupun tidak lagi sering ke Pantai Parangtritis seperti sebelumnya, ketika ingin menziarahanya. Aku menganggap, meski Dea kalap di Pantai Parangtritis, namun bersemayamnya di Candi Sawentar.

Cerita Mistis Misteri Kisah Nyata Hantu Seram Menemukan Arwah Kekasih Yang Telah Meninggal Dunia


Menurut beberapa referensi yang aku baca, Candi Sawentar ini secara fisik hampir sama dengan Candi Kidal. Candi Kidal sendiri terletak di Desa Rejo Kidul, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Karena kesamaan secara fisikal tersebut, kemudian muncul sebuah dugaan, bisa jadi Candi Sawentar merupakan tempat pendharmaan Anusapati yang dikenal sebagai Raja dan Kerajaan Singosari yang ke dua.

Aku kira, dugaan tersebut Iebih bersifat empiris. Seperti yang tercatat dalam Kitab Negara Kertagama, umumnya raja-raja besar seperti Anusapati itu didharmakan di dua tempat. Dalam Negara Kertagama memang disebutkan, bahwa Kertarajasa Jayawardana atau Raden Wijaya selain didharmakan di Candi Simpingjuga di Antahpura. Begitu juga dengan Narasinghamurti, selain di Kumitirjuga di Redi Kuncir. Hal yang sama juga terjadi pada diri Wisnu Wardhana atau Ranggawuni, selain di Candi Mien juga di Candi Jajagu atau Candi Jago.

Pembangunan Candi Kidal sendiri seperti informasi yang aku dapatkan dari sebuah referensi, diperuntukkan sebagai bentuk perngormatan atas jasa besar Anusapati
yang bertahta di Kerajaan Singosari selama kurang Iebih 20 tahun. Riwayat hidupnya berakhir di tangan Tohjaya yang menghabisinya. Anusapati tewas dalam sebuah konflik perebutan kekuasaan yang terjadi di Kerajaan Singosari kala itu. Tetapi ada keyakinan lain lagi di balik kematian Anusapati yang tragis itu, yakni sebagai bagian dari kutukan MPU Gandring.

Candi Kidal sendiri pada tahun 1990 mengalami pemugaran. Begitu halnya dengan Candi Sawentar. Bahkan, pemugaran yang terjadi di Candi Sawentar tidak hanya terjadi di jaman kemerdekaan saja. Semasa pemerintahan Hindia Belanda, telah mengalami 3 kali pemugaran.
Pemugaran yang dilakukan oleh Oudheidkundige Dienst (Dinas Purbakala) Hindia Belanda itu terjadi pada tahun 1915,1920 dan 1921.

Pemugaran Candi Sawentar kala itu sebagai akibat dari dampak letusan Gunung Kelud yang berada sekian kilometer di sebelah utaranya. Ketika terjadi erupsi, sebagian badan Candi Sawentar terbenam oleh material vulkanik Gunung Kelud. Nah, setelah diadakan proses penggalian, barulah bisa terangkat tubuhnya hingga seperti keadaan semula. Sampal sekarang belum bisa diketahui secara pasti, kapan sebenarnya Candi Sawentar pertama kali dibangun. Ini sebagai akibat tidak adanya angka tahun atau prasasti yang bisa dijadikan petunjuk.

Yang jelas, Candi Sawentar mi berada pada areal lahan seluas 1.565 meter persegi. Keadaan candi, sepintas terlihat unik karena seperti berada di tengah kolam. Karena posisinya yang demikian itu, maka sekalipun tinggi badan candi mencapai 10, 5 meter, namun tidak tampak menjulang tinggi.

Cerita Seram Hantu Nyata Misteri Penampakan Sosok Arwah Orang Yang Telah Meninggal


Candi Sawentar dibangunsebagal tempat pemujaan dan semedi. ikonografi reliefnya tidak begitu banyak.
 Lukisan pada candi didominasi oleh gambaran Kala yang cukup besar pada empat sisi candi bagian atas. Kala yang dimaksud berupa gambaran kepala raksasa atau dalam dunia pewayangan disebut Buto. Pada bangunan utama candi terdapat pintu masuk di sebelahbarat. Pintu tersebut merupakan akses jalan menuju tempat pemujaan. Untuk mencapainya harus meniti tangga yang terbuat dari batu.

Nah, di dalam ruangan tempat pemujaan itu terdapat yoni (lambang kesuburan) dan relief Surya Majapahit yang melekat di langit-lanigit ruangan. Relief Surya Majapahit ini konon merupakan lambang kebesaran Kerajaan Majapahit itu sendiri. Raja Hayamwuruk disebut-sebut pernah melakukan semedi atau meditasi di Candi Sawentar ini.

Dan sumber sejarah yang aku baca, memang aku tidak mendapatkan secuilpun mnformasi mengenai Candi Sawentar sebagai persemayamannya roh orang-orang kalap. Tetapi anehnya, hal itu tidak pernah mempengaruhi sesuatu yang terlanjur menjadi kepercayaanku. Aku percaya dan sangat yakin, bahwa Dea yang kalap di Pantai Parangtritis dan jasadnya tidak pernah bisa ditemukan itu, secara gaib rohnya bensemayam di Candi Sawentar bersama mereka yang senasib dengan dirinya.

Keyakinan demikian, seolah semakin erat saja memelukku. Tiba-tiba saja, aku merasa sangat bahagia, setiap kali berada di Candi Sawentar. Entahlah, setiap kali melakukan ritual tabur bunga di candi itu sambil memanjatkan doa-doa untuk Dea, aku merasa diriku sedang berada di kediaman perempuan yang sangat aku cintai itu. Bahkan, bukan hanya sekedar berada di rumahnya, tetapi lebih dari itu seolah aku bisa bertemu dengan Dea dan bercakapcakap.

Sosok Dea yang semula muncul secara imajiner, lambut-laun seakan-akan menjadi sangat nyata. Mungkmn karena ini pula, hampir dalam setiap kunjunganku ke Candi Sawentar, rasanya berat sekali bagiku ketika harus pulang meninggalkannya. Aku seperti tidak tega membiarkan Dea sendiri.
Tetapi setiap muncul perasaan demikian, tiba-tiba saja Dea seperti mengingatkanku, bahwa di peninggalan purbakala yang sangat bersejarah itu, dirinya tidak sendiri. Banyak sekali kawannya yang senasib dengan dirinya sebagai orang-orang kalap.

Bahkan, Dea pun seakan-akan menasehatiku, bahwa takdir tiap-tiap manusia tidaklah sama, dan aku harus menjalaninya seperti apa adanya dengan penuh ikhlas dan tawakal. Aku kira sebuah nasehat yang bijak, yang membuatku merasa tercerahkan untuk menapaki perjalanan hidup yang masih berlangsung.
Itulah Cerita seram hantu nyata gaib arwah orang yang telah meninggal dunia
Share:

0 comments:

Post a Comment

Blog Archive